Kamis, 18 Desember 2014

Posted by Unknown On 20.08
Morfologi Lanjut Bahasa Jawa
1.    PENGERTIAN KATA
Morfologi merupakan bagian dari ilmu Linguistik. Morfologi biasanya disebut dengan tata kata atau tata bentuk, merupakan kajian gramatikal struktur internal kata (Kentjono 1982 : 39). Pada abad 19 istilah morfologi sebagai bidang linguistik dipahami sebagai studi tentang perubahan-perubahan secara sistematis tentang bentuk kata yang dihubungkan dengan maknanya (Bauer, 1988:4). Oleh karena itu objek kajiannya, morfologi memiliki kajian yang mencakup tentang kata, bagian-bagian kata dan pembentukan kata (Kridalaksana 1992:6)
                Dalam kajian morfologi dijelaskan tentang batasan kata. Sebagaian dari pelaku masih sedikit akan kefahaman tentang kata, sehingga perlu adanya penyelesaian untuk memahami apa itu yang dimaksud dengan kata. Menurut penganut aliran Bloomfield, membicarakan kata sebagai satuan yang disebut morfem, bukan lagi dengan satuan lingual. Sedangkan menurut Chomsky mengutarakan kata merupakan dasar dari kalimat, hanya menyajikan kata itu dengan simbol V (verbal), N (nomina), A (adjektiva) dan sebagainya.
                Berikut  merupakan Ciri – ciri kata :
-          Tidak boleh dipisahkan atau diganti dengan fonem lain.
-          Urutan fonemnya selalu tetap.
-          Dipisahkan oleh dua buah spasi.
-          Memiliki satu atau lebih makna.
-          Setiap kata memiliki kebebasan berpindah tempat dalam kalimat.
-          Posisi kata dalam kalimat dapat diisi atau bisa digantikan dengan kata lain.

2.    KELAS KATA
Dalam pembentukan derivasi dan infleksi, afiks dan kelas kata menjadi landasan teori. Ada delapan kelas kata atau kategori kata dalam bahasa Jawa, yaitu verba, adjektiva, kata tugas, dan interjeksi. Pengkategoriannya berdasarkan perangai sintaksis dan wujud morfemisnya.
                Penentuan kata dilakukan dengan mengamati tiga hal, yaitu :
1.       Bentuk morfologis
2.       Perilaku sintaksis ( Valensi)
3.       Perilaku semantik

3.    PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis sering disebut pembentukan kata. Proses morfologis dalam bahasa Jawa meliputi :
a.       Afiksasi
Merupakan pembentukan kata dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar.
b.      Reduplikasi
Merupakan proses morfemis yang mengulang bentuk dasar baik secara keseluruhan, sebagai (parsial), maupun dengan perubahan bunyi (Chaer 1994:182). Dan reduplikasi dibedakan secara yaitu reduplikasi penuh dan reduplikasi sebagian.
c.       Komposisi
Merupakan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk suatu kontruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau baru (Chaer 1994:185). Komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu komposisi sempurna atau penuh dan komposisi tidak sempurna atau sebagian.
d.      Modifikasi
Ada dua, yaitu modifikasi kosong dan modifikasi internal. Modifikasi kosong juga disebut konversi, transposisi, atau derivasi zero, yaitu proses morfologis dari sebah morfem menjadi morfem lain tanpa mengubah unsur segmental, misalnya morfem pacul berkategori nomina dalam kalimat ‘Bapak tuku pacul’ tetapi dalam kalimat ‘pacul dhisik lagi ditanduri kacang’.
e.      Pemendekan
Proses morfologis dengan cara menanggalkan atau memendekkan bagian-bagian morfem atau menghubungkannya sehigga menjadi bentuk singkatan, tetapi maknanya sama dengan makna bentuk utuhnya.pemendekan dibedakan menjadi 4, yaitu:
1.       Singkatan
2.       Kontraksi
3.       Akronim
4.       Aferesi

4.    MODEL ANALISIS MORFOLOGIS
Ada tiga macam model analisis morfologis, yaitu :
a.       model item dan arragement (AI),
b.      item and proses (IP) dan
c.       Word and Paradigm (WP).

5.    PROSES INFLEKSIONAL DAN DERIVASIONAL
1.       Infleksi
Merupakan perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya.
2.       Derivasi
Merupakan proses morfologis yang membentuk leksem baru, dapat mengubah kategori pangkal dan meiliki makna yang tidak tetap.

Handout Morfologi Lanjut




0 komentar:

Posting Komentar