Morfologi Lanjut Bahasa Jawa
1.
PENGERTIAN KATA
Morfologi merupakan bagian dari ilmu Linguistik. Morfologi biasanya
disebut dengan tata kata atau tata bentuk, merupakan kajian gramatikal struktur
internal kata (Kentjono 1982 : 39). Pada abad 19 istilah morfologi sebagai
bidang linguistik dipahami sebagai studi tentang perubahan-perubahan secara
sistematis tentang bentuk kata yang dihubungkan dengan maknanya (Bauer,
1988:4). Oleh karena itu objek kajiannya, morfologi memiliki kajian yang
mencakup tentang kata, bagian-bagian kata dan pembentukan kata (Kridalaksana
1992:6)
Dalam
kajian morfologi dijelaskan tentang batasan kata. Sebagaian dari pelaku masih
sedikit akan kefahaman tentang kata, sehingga perlu adanya penyelesaian untuk
memahami apa itu yang dimaksud dengan kata. Menurut penganut aliran Bloomfield,
membicarakan kata sebagai satuan yang disebut morfem, bukan lagi dengan satuan
lingual. Sedangkan menurut Chomsky mengutarakan kata merupakan dasar dari
kalimat, hanya menyajikan kata itu dengan simbol V (verbal), N (nomina), A
(adjektiva) dan sebagainya.
Berikut merupakan Ciri – ciri kata :
-
Tidak boleh dipisahkan atau
diganti dengan fonem lain.
-
Urutan fonemnya selalu tetap.
-
Dipisahkan oleh dua buah spasi.
-
Memiliki satu atau lebih makna.
-
Setiap kata memiliki kebebasan
berpindah tempat dalam kalimat.
-
Posisi kata dalam kalimat dapat
diisi atau bisa digantikan dengan kata lain.
2.
KELAS KATA
Dalam pembentukan derivasi dan infleksi, afiks dan kelas kata menjadi
landasan teori. Ada delapan kelas kata atau kategori kata dalam bahasa Jawa,
yaitu verba, adjektiva, kata tugas, dan interjeksi. Pengkategoriannya berdasarkan
perangai sintaksis dan wujud morfemisnya.
Penentuan kata dilakukan dengan mengamati tiga hal,
yaitu :
1.
Bentuk morfologis
2.
Perilaku sintaksis ( Valensi)
3.
Perilaku semantik
3.
PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis sering disebut
pembentukan kata. Proses morfologis dalam bahasa Jawa meliputi :
a.
Afiksasi
Merupakan pembentukan kata
dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar.
b.
Reduplikasi
Merupakan proses morfemis
yang mengulang bentuk dasar baik secara keseluruhan, sebagai (parsial), maupun
dengan perubahan bunyi (Chaer 1994:182). Dan reduplikasi dibedakan secara yaitu
reduplikasi penuh dan reduplikasi sebagian.
c.
Komposisi
Merupakan proses penggabungan
morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga
terbentuk suatu kontruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau
baru (Chaer 1994:185). Komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu komposisi
sempurna atau penuh dan komposisi tidak sempurna atau sebagian.
d.
Modifikasi
Ada dua, yaitu modifikasi
kosong dan modifikasi internal. Modifikasi kosong juga disebut konversi,
transposisi, atau derivasi zero, yaitu proses morfologis dari sebah morfem
menjadi morfem lain tanpa mengubah unsur segmental, misalnya morfem pacul
berkategori nomina dalam kalimat ‘Bapak
tuku pacul’ tetapi dalam kalimat ‘pacul
dhisik lagi ditanduri kacang’.
e.
Pemendekan
Proses morfologis dengan cara
menanggalkan atau memendekkan bagian-bagian morfem atau menghubungkannya
sehigga menjadi bentuk singkatan, tetapi maknanya sama dengan makna bentuk
utuhnya.pemendekan dibedakan menjadi 4, yaitu:
1.
Singkatan
2.
Kontraksi
3.
Akronim
4.
Aferesi
4.
MODEL ANALISIS MORFOLOGIS
Ada tiga macam model analisis morfologis, yaitu :
a.
model item dan arragement (AI),
b.
item and proses (IP) dan
c.
Word and Paradigm (WP).
5.
PROSES INFLEKSIONAL DAN
DERIVASIONAL
1.
Infleksi
Merupakan perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas
leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya.
2.
Derivasi
Merupakan proses morfologis yang membentuk leksem baru,
dapat mengubah kategori pangkal dan meiliki makna yang tidak tetap.
Handout Morfologi Lanjut
0 komentar:
Posting Komentar